PANGKALPINANG, OkeyBung.com – Apel siaga bencana yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan dari tingkat kota/kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, termasuk Tim Satgas Penanggulangan Darurat Bencana Basarnas, menjadi momentum strategis untuk memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana.
Rudi S., perwakilan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bangka Belitung, menjelaskan bahwa kegiatan apel siaga ini bertujuan untuk mengantisipasi bencana dengan mempersiapkan sarana dan prasarana logistik dari berbagai pihak.
Ia berharap kegiatan ini tidak sekadar menjadi acara seremonial, tetapi benar-benar merepresentasikan kesiapan pemerintah provinsi, kota/kabupaten, dan seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi potensi bencana.
“Kita semua menyadari bahwa bencana alam tidak dapat dihindari. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kita meminimalkan dampak yang mungkin terjadi,” ujar Rudi, Rabu (20/11/2024).
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bangka Belitung, Ir. Susi Hariany, M.T., dalam sambutannya, menekankan pentingnya peningkatan komunikasi dan koordinasi antarinstansi untuk memaksimalkan fungsi posko-posko bencana.
Ia mengingatkan bahwa banjir, seperti yang terjadi pada tahun 2016-2017 dan melumpuhkan hampir seluruh wilayah Bangka Belitung, menjadi pelajaran berharga.
“Kami terus berupaya meningkatkan mitigasi bencana, memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak, dan memastikan kesiapan peralatan penanggulangan banjir yang selalu siaga kapan pun diperlukan,” ujar Susi.
Dalam rangka menghadapi musim hujan 2024-2025, BWS Bangka Belitung telah melakukan berbagai langkah strategis, di antaranya:
1. Pemetaan Daerah Rawan Banjir: Mengidentifikasi titik-titik sungai dan tanggul kritis di seluruh kabupaten/kota di Bangka Belitung.
2. Penyusunan Master Plan: Rencana pengendalian banjir di wilayah sungai Bangka Belitung.
3. Proyek Rehabilitasi: Misalnya, rehabilitasi Kolong Pedindang di Kabupaten Bangka Tengah dan pembangunan pengaman pantai Arung Dalam.
4. Program Berbasis Masyarakat: Penanaman pohon dan pemasangan lubang resapan biopori di Kota Pangkalpinang.
Susi juga menekankan bahwa keberhasilan penanganan bencana tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk BPBD, Dinas PU, Basarnas, dan komunitas masyarakat. Posko bencana yang tersebar di enam kabupaten/kota menjadi pusat koordinasi untuk memastikan kesiapsiagaan yang optimal.
“BWS Bangka Belitung tidak dapat bekerja sendiri. Dukungan dari semua pihak sangat penting untuk menghadapi tantangan ini bersama-sama,” tutupnya.