AdvertorialDPRD

DPRD Babel Kritik Perkebunan Sawit yang Ancam Ketahanan Pangan di Bangka Selatan

×

DPRD Babel Kritik Perkebunan Sawit yang Ancam Ketahanan Pangan di Bangka Selatan

Sebarkan artikel ini

BANGKA SELATAN, OkeyBung.com Sejumlah lahan hutan yang berada di Desa Jeriji, Desa Bikang, hingga Desa Rias, Kabupaten Bangka Selatan, yang dipersiapkan sebagai kawasan tanaman pangan guna mendukung program ketahanan pangan yang digagas oleh pemerintah pusat, nampaknya hanya bakal menjadi mimpi saja.

Pasalnya hasil pantauan dilapangan, wilayah yang masuk dalam kawasan tanaman pangan  berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bangka Selatan 2023-2043 itu sebagian besar telah berubah menjadi perkebunan kelapa sawit.

Sebagai informasi, Kawasan tanaman pangan adalah wilayah pertanian yang ditanami berbagai jenis tanaman pangan, seperti padi, jagung, kedelai, ubi, kacang tanah, dan kacang hijau. Kawasan ini memiliki sistem pengairan yang tetap, sehingga dapat menyediakan air secara terus-menerus.

Kehadiran perkebunan kelapa sawit diatas kawasan tanaman pangan ini tentu mengundang reaksi dari Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Rina Tarol.

Menurut dia, perkebunan kelapa sawit tidak sepantasnya ditanam didalam kawasan tanaman pangan, lantaran tidak sesuai dengan peruntukannya.

“Ini ada apa dengan Babel? Apa emang spesial dengan Babel? apa tidak perlu ketahanan pangan lagi,” kata Rina, usai meninjau lokasi tersebut bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Babel, Kamis (10/04/2025).

Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, lanjut Srikandi Partai Golkar ini, di dalam kawasan itu setidaknya telah tertanam 127 Hektare tanaman kelapa sawit hingga terbentang didekat Bendungan Mentukul, Desa Rias, Kabupaten Bangka Selatan.

“Itu gak tau lahan siapa yang mereka jual? Katanya sih ada oknum desa, tapi kita tidak tau siapa, SP3T-nya satu nama tapi tiba-tiba berubah,” ungkap Rina.

*Perkebunan Kelapa Sawit Ancam Sumber Air Bagi Persawahan Masyarakat*

Kehadiran perkebunan kelapa sawit diatas kawasan tanaman pangan yang berada di wilayah Desa Jeriji – Desa Bikang ini juga diperkirakan akan mengancam sumber daya air (SDA) untuk pengairan bagi persawahan masyarakat, khususnya yang berada di Desa Rias, Kabupaten Bangka Selatan.

Bagaimana tidak, penanaman kelapa sawit itu diketahui telah melebar hingga dekat dengan Bendungan Mentukul. Bendungan Mentukul merupakan sumber daya air utama untuk pengairan sawah masyarakat Desa Rias, Kabupaten Bangka Selatan.

Bukan tidak mungkin, jika penanaman kelapa sawit itu terus dilanjutkan akan menyebabkan mengecilnya debit pengairan bagi persawahan. Bahkan tidak menutup kemungkinan pula sumber air tersebut akan mengering seiring berjalannya tahun.

Maka dari itu, Rina sangat berharap Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) dapat segera turun ke Babel khususnya ke Kabupaten Bangka Selatan, sehingga hal yang dikhawatirkan tersebut dapat dicegah sebelum benar-benar terjadi.

“Harusnya Satgas PKH sudah turun untuk di Babel khususnya untuk Bangka Selatan, karna ini memang mengancam Bendungan Mentukul yang dibangun dengan triliun dana APBN, mengancam sumber pengairan sawah masyarakat,” tegasnya.

Lebih lanjut, dirinya dalam waktu dekat juga berencana menyambangi BPKH Wilayah XIII Pangkalpinang guna memastikan status lahan yang telah ditanami ratusan hektar pohon kelapa sawit tersebut.

“Kita akan ke BPKH, kita akan minta penjelasan kenapa kawasan cadangan air untuk persawahan ini bisa berubah begini,” pungkasnya. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *