KOBA, OkeyBung.com – Sebanyak tiga inovasi dari Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah (Pemkab Bateng) berhasil masuk jajaran 10 besar Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2025.
Tiga inovasi tersebut adalah MANGROVE (Manajemen Pengelolaan Kawasan Hutan Mangrove untuk Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi dan Keberlanjutan Ekosistem Lingkungan), KIOS MARITIM, dan SI ABANG TAMPAN (Silviofishery Peningkat Produksi Kepiting Bakau Ramah Lingkungan untuk Perikanan Masa Depan).
Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman, mengatakan inovasi yang diprakarsai oleh Bappelitbangda serta Dinas Perikanan ini didasari oleh permasalahan riil yang dihadapi masyarakat serta upaya konkret untuk menghasilkan solusi yang efektif, efisien, dan berdampak nyata.
“Hal ini menjadi suatu kebanggaan dan komitmen Pemerintah Bangka Tengah dalam menghadirkan layanan publik yang berkualitas, adapatif, dan berorientasi pada kepuasan masyarakat. Alhamdullilah, hari ini kita melakukan tahapan presentasi dan wawancara oleh para Tim Penilai KIPP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung via daring dan nanti akan dilanjutkan verifikasi lapangan.,” ungkap Algafry ditemui di Smart Meeting Room (SMR), Senin (05/05/2025).
Inovasi yang dikembangkan ini sudah dirasakan oleh masyarakat dan lingkungan Bangka Tengah, diantaranya dengan inovasi MANGROVE pada pengembangan tahun 2023 hingga saat ini mampu menambah luasan ekosistem hutan bakau menjadi 270 hektar dilanjutkan dengan sektor pariwisatanya yang meningkat, pendapatan batik ecoprint yang menembus pasar internasional, serta UMKM Industri Pengolahan dari Ekosistem Hutan Bakau mampu menarik 67 UMKM dengan omset ±4.980.428.000 rupiah/tahun.
“Ada juga KIOS MARITIM yang merupakan inovasi pelayanan publik di bidang kenelayanan pertama dan satu-satunya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan hingga sampai tahun 2024 sudah melayani 9 jenis dokumen kenelayanan dengan tujuan memudahkan nelayan,” lanjut Algafry.
Selanjutnya, ada inovasi SI ABANG TAMPAN yang telah diimplementasikan di Desa Lubuk Lingkuk dan Desa Kurau Barat dimana menjadi salah satu upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dengan memanfaatkan potensi Kawasan hutan mangrove untuk budidaya kepiting bakau menggunakan sistem silviofishery.
Algafry juga mengatakan KIPP ini menjadi ruang belajar dan ruang apresiasi bagi seluruh Kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Menurutnya dengan adanya inovasi pelayanan ini, pemerintah belajar bagaimana tidak hanya membangun suatu inovasi melainkan keberlanjutan inovasi terus kedepan.
“Tentunya kita optimis dan berharap hasil yang terbaik pada KIPP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2025 ini. Namun lebih dari itu, kita juga ingin seluruh insan pelayanan publik Kabupaten Bangka Tengah agar terus menumbuhkan semangat inovasi, tidak berhenti berkreasi dan senantiasa berorientasi memberikan pelayanan prima bagi masyarakat,” tutupnya.