PANGKALPINANG, OkeyBung.com — Penunjukan Jantani Ali sebagai Penjabat (Pj) Bupati Bangka menggantikan Isnaini menuai sorotan dari DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Salah satu kritik disampaikan anggota DPRD Babel dari Fraksi Golkar, Rina Tarol.
Rina mempertanyakan kapasitas Jantani yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (PUPR Perkim) Babel. Ia menilai belum ada capaian signifikan selama Jantani memimpin dinas tersebut.
“Kok bisa-bisanya ditunjuk memimpin Kabupaten Bangka,” ujar Rina kepada wartawan, Selasa (6/5/2025).
Menurut Rina, sejumlah program dan proyek di bawah kepemimpinan Jantani di Dinas PUPR Perkim Babel dinilai tidak menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Salah satunya terkait penggunaan pinjaman dana dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang totalnya mencapai Rp235 miliar.
Dari jumlah tersebut, sekitar Rp121 miliar dialokasikan untuk pembangunan dan peningkatan jalan di empat kabupaten, yakni Bangka, Bangka Selatan, Bangka Tengah, dan Bangka Barat.
Padahal, kata Rina, dana pinjaman tersebut seharusnya difokuskan untuk program pemulihan ekonomi dan ketahanan pangan pasca pandemi. Namun kenyataannya, anggaran justru digelontorkan untuk proyek infrastruktur jalan yang dinilai kurang mendesak.
“Sampai hari ini kita masih menanggung sisa utang SMI sekitar Rp50 miliar lebih. Padahal tujuannya untuk ketahanan pangan dan perbaikan ekonomi. Tapi nyatanya digunakan untuk infrastruktur yang tidak tepat sasaran,” tegas Rina.
Ia pun menyayangkan perencanaan program yang dianggap tidak matang dan kurang berpihak pada masyarakat. Akibatnya, beban cicilan utang justru harus ditanggung masyarakat melalui pajak.
Rina berharap, di masa kepemimpinan Gubernur Babel Hidayat Arsani dan Wakilnya Hellyana, komposisi organisasi pemerintahan dapat diisi oleh orang-orang yang benar-benar kompeten.
“Ini harus jadi perhatian serius. Harus ada evaluasi, bukan sekadar perlu tapi sudah harus dilakukan. Kita harap pemerintah sekarang tegas dalam menyusun organisasi, agar orang yang ditempatkan benar-benar tepat,” tutupnya. (*)