Manggar, OkeyBung.com – Manggar yang dikenal sebagai “Kota 1001 Warung Kopi,” kembali menarik perhatian melalui Festival Warung Kopi 2024. Acara ini berlangsung di kawasan wisata 1001 Kopi, Pasar Lipat Kajang, pada Sabtu (30/11/24), sekaligus menjadi bagian dari peringatan Hari Jadi ke-24 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pj Gubernur Sugito dalam sambutannya menegaskan bahwa kopi tidak hanya sekadar komoditas ekonomi, tetapi juga medium budaya yang menyatukan masyarakat.
Ia menyampaikan komitmen pemerintah untuk mendukung pengembangan ekosistem kopi melalui program pemberdayaan petani. Pada 2025, pemerintah berencana memperluas lahan perkebunan kopi seluas lima hektar dengan bantuan bibit kopi.
“Budaya ngopi bukan hanya soal menikmati kopi, tetapi menjadi ruang interaksi sosial yang memperkuat gotong royong dan edukasi masyarakat,” ujar Sugito.
Ia juga mendorong konsep wisata berbasis pengalaman, seperti mengajak wisatawan ke kebun kopi untuk memahami proses produksinya.
Festival ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan ekonomi kreatif di Bangka Belitung, dengan memadukan budaya dan teknologi melalui inovasi dan literasi digital. Berbagai kegiatan seperti lomba membuat kudapan pendamping kopi dan edukasi pengolahan kopi semakin menegaskan Manggar sebagai simbol budaya ngopi di Indonesia.
“Kopi adalah identitas kita. Festival ini adalah langkah awal menuju ekosistem kopi yang berkelanjutan,” tambah Sugito.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsudin, turut hadir dan menyampaikan dukungan penuh terhadap pengembangan ekosistem kopi Bangka Belitung.
Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem kopi dari hulu ke hilir, mulai dari petani hingga konsumen.
Achmad mengapresiasi potensi besar kopi lokal sebagai identitas kuat Bangka Belitung. Ia juga mengusulkan lomba antar warung kopi sebagai upaya promosi produk lokal.
“Dengan branding yang tepat, kopi Bangka Belitung bisa dikenal secara nasional bahkan global. Warung kopi dapat menjadi pusat interaksi kreatif sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ungkapnya.
Bank Sumsel Babel juga berkomitmen membuka peluang pasar baru dan mendukung ekspor kopi, terutama bagi generasi muda yang mengembangkan konsep kopi kekinian.
Sekretaris Daerah Belitung Timur, Mathur Novinsyah, menyoroti sejarah panjang budaya ngopi di Manggar. Meski sebagian besar kopi masih diimpor dari Lampung dan Palembang, semangat menjadikan kopi sebagai identitas lokal tetap kuat.
Ia menggambarkan ritme unik masyarakat Manggar, yang memulai hari dengan ngopi setelah subuh, kembali ke warung kopi menjelang siang, dan menutup hari dengan obrolan santai di malam hari.
“Warung kopi di sini bukan sekadar tempat minum, tetapi juga pusat transaksi, diskusi, hingga pembentukan relasi sosial,” ujarnya.
Acara ini ditutup dengan kegiatan ngopi bersama yang diikuti Pj Gubernur Sugito, Forkopimda, dan masyarakat Manggar. Dalam kesempatan itu, hadiah bagi pemenang lomba kudapan pendamping kopi juga diberikan, menambah semarak Festival Warung Kopi 2024.
Festival ini menjadi bukti bahwa Manggar tidak hanya menyandang julukan “Kota 1001 Warung Kopi,” tetapi juga simbol kebangkitan budaya dan ekonomi kreatif di Bangka Belitung.