Pangkalpinang, OkeyBung.com – Anggota Panitia Khusus (Pansus) Tambang Laut Batu Beriga, Rina Tarol, meminta PT Timah menahan diri dan mempertimbangkan kembali rencana penambangan di perairan Batu Beriga.
“Jangan memaksakan diri atau kehendak hanya demi kepentingan sekelompok orang yang belum tentu jelas tujuannya,” ujar Rina Tarol kepada wartawan, pada Senin (28/10/2024).
Rina mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencari solusi yang dapat diterima oleh masyarakat, agar mereka tidak kehilangan semangat dan harapan terhadap pemerintah, sehingga tidak merasa kecewa.
“Jika tidak ditangani dengan baik, situasinya bisa memicu tindakan anarkis,” tambahnya.
Rina juga menekankan bahwa aparat harus bekerja untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk kepentingan corporate (perusahaan) dan sekelompok orang tertentu.
“Aparat dibayar untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk kepentingan corporate dan sekelompok orang tertentu,” tegasnya.
Rina juga turut mengkritik Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Sugito yang menurutnya kurang menunjukkan tanggung jawab dalam menghadapi situasi polemik tambang di perairan laut Batu Beriga. Ia menilai Pj Gubernur seharusnya berperan aktif menjaga keamanan dan ketenangan di daerah.
“Masyarakat hanya ingin hidup dengan tenang dan mencari nafkah, bukan mengejar kekayaan. Sementara itu, para cukong hanya mementingkan kekayaan tanpa memikirkan dampaknya terhadap masyarakat,” ujarnya.
Rina menambahkan bahwa DPRD Provinsi Bangka Belitung akan memanggil Pj Gubernur untuk meminta penjelasan terkait kebijakannya.
“Kami akan menggelar rapat lintas fraksi dan memanggil Pj Gubernur melalui Pansus atau fraksi untuk mempertanyakan sikapnya. Jika ia (Pj Gubernur) tidak mampu menjalankan tugas, lebih baik mundur,” tegas Rina.
Selain itu, Rina mengkritik sikap Ikatan Karyawan Timah (IKT) dan pejabat PT Timah yang dinilainya acuh tak acuh terhadap ribuan masyarakat yang berunjuk rasa menolak tambang laut di Batu Beriga.
Rina berharap Ketua IKT dan pejabat PT Timah menerima kedatangan masyarakat, mereka harus bertanggung jawab, dan tidak bersembunyi di balik aturan.
“Buka mata dan buka hatinya,” ujarnya. (Tama)