PANGKALPINANG, OkeyBung.com – Belakangan ini, RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang menjadi sorotan akibat dugaan konflik kepentingan yang melibatkan Direktur RSUD, dr. Della Rianadita dan suaminya, dr. Bayu Kuncoro Aji.
Masalah ini bermula dari pergantian peserta program fellowship atau pelatihan intervensi ke Cina, yang awalnya diberikan kepada dr. Esa Fredigusta namun kemudian dialihkan ke dr. Bayu.
Kedua dokter tersebut merupakan spesialis jantung, namun dengan status berbeda yakni dr. Esa adalah dokter tetap di RSUD Depati Hamzah, sedangkan dr. Bayu adalah dokter mitra.
Sebelumnya, pergantian ini diklaim oleh Plt Dinas Kesehatan Pangkalpinang, Tri Wahyuni, sebagai akibat pengunduran diri dr. Esa tanpa alasan yang jelas, hanya disampaikan melalui grup WhatsApp.
Sementara itu, Direktur RSUD Depati Hamzah dr. Della Rianadita, membantah tudingan nepotisme. Ia mengkaim bahwa dr. Bayu (suaminya) tanpa menerima gaji maupun insentif.
Della juga menjelaskan bahwa pengadaan alat catlab awalnya diajukan untuk neuro intervensi (sistem saraf). Namun, alat yang akhirnya didatangkan adalah untuk kardio intervensi (jantung).
Terkait pengadaan catlab yang disebutkan tidak melibatkan usulan dari dokter spesialis, Della merujuk pada edaran KJSU 2023.
“Dalam edaran tersebut tidak perlu atau mengharuskan permintaan user,” ungkapnya, Kamis (2/1/2025).
Della mengungkapkan bahwa anggaran yang di maksud sekitar Rp 17 miliar untuk catlab tidak dipegang oleh pihak rumah sakit, melainkan langsung oleh kementerian.
Program fellowship ke Cina dimulai pada 2022 dengan perencanaan ruang, pengadaan alat dan pelatihan. Namun, ia menjelaskan persyaratan Kementerian Kesehatan mensyaratkan adanya dua dokter spesialis jantung, sementara RSUD hanya memiliki satu dokter jantung tetap.
Karena kekurangan dokter spesialis, ia meminta, dr. Bayu (suaminya), untuk membantu sebagai dokter mitra dan ia mengklaim tanpa digaji maupun insentif.
Ia menambahkan bahwa 3 Desember 2024, RSUD Depati Hamzah menerima Letter of Acceptance (LOA) dari Jiangsu Province Hospital, Cina, yang menyatakan dr. Bayu diterima dalam program fellowship Kardiologi.
“Saya sudah menyurati yang bersangkutan (dokter Esa ke Hananto), saya minta tanggal 7 September 2022, mengajukan beliau untuk sekolah. Ini dokumen ke Kemenkes. Tembusannya jelas surat kesedian melanjutkan pendidikan,” ujar dia.
“Pada 15 Oktober 2024, RSUD secara resmi mengajukan pergantian peserta program pelatihan dari dr. Esa ke dr. Bayu,” katanya.
Ia menambahkan pengajuan ini dilakukan untuk memenuhi tenggat waktu dokumen usulan DAK yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Adapun pada Desember 2023, Della menjelaskan bahwa dr. Bayu diminta berpraktik di RSUD Depati Hamzah agar sesuai persyaratan dua dokter spesialis jantung yang diminta Kemenkes.
“Ini syaratnya harus ada dua dokter jantung dan saya minta bantuan dr. Bayu (suami) untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” jelas.
Sementara itu, hingga kini, dr. Esa masih dalam upaya untuk dimintai konfirmasi terkait pernyataan Plt Kepala Dinas Kesehatan Pangkalpinang dan Direktur RSUD Depati Hamzah. Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah alasan pasti di balik keputusannya mundur dari program fellowship tersebut. (*)