MERAWANG, OkeyBung.com — Universitas Bangka Belitung (UBB) resmi membuka rangkaian kegiatan Pendidikan Karakter (PENDIKAR) tahun 2025 yang mengusung tema “Pendikar Berdampak: Membentuk Pribadi Unggul dan Membangun Peradaban dari Kampus Kite.” Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, pada 25–26 Juni 2025, dan diikuti oleh total 2.010 mahasiswa dari seluruh program studi di lingkungan UBB.
Untuk gelombang pertama, sebanyak 1.006 mahasiswa mengikuti kegiatan secara serentak di 13 ruang kelas yang tersebar di Kampus Terpadu UBB, Balunijuk. PENDIKAR UBB tahun ini juga melibatkan 13 narasumber dan 26 fasilitator yang bersama-sama membimbing peserta dalam pembentukan karakter berlandaskan nilai Mental, Moral, dan Intelektual (MMI).
Kegiatan dimulai dengan registrasi dan pemeriksaan atribut peserta sebagai bagian dari pembentukan kedisiplinan. Selanjutnya, peserta dibekali tiga materi utama, yaitu:
Mental Tangguh: Pulih dan Tumbuh
Moralitas: Citra Diri, Empati, dan Etika
Open Minded: Membangun Intelektual Progresif di Kampus Kite.
Selain materi, kegiatan dilengkapi dengan ice breaking, simulasi, serta outbound karakter yang dikemas secara edukatif dan menyenangkan. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan karakter mahasiswa secara holistik — tidak hanya secara kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik.
Menanamkan Nilai-nilai Luhur Lewat Aksi Nyata
Kepala LPMPP UBB, Dr. Nizwan, mengingatkan pentingnya mengikuti seluruh tahapan PENDIKAR dengan penuh tanggung jawab.
“Kegiatan ini dirancang bertahap dan berkelanjutan. Jangan sampai tidak mengumpulkan tugas atau mengabaikan arahan,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa PENDIKAR bertujuan membentuk lulusan yang unggul secara intelektual, sekaligus matang secara emosional dan spiritual.
“Nilai-nilai karakter yang ditanamkan hari ini diharapkan terus hidup dalam perilaku mahasiswa, baik selama di kampus maupun saat kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Kepala Pusat Pendidikan Karakter dan Keunggulan Peradaban LPMPP, Dr. Fitri Ramdhani Harahap, menjelaskan bahwa tema tahun ini selaras dengan arah pengembangan Kurikulum Berdampak dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
“Pendikar mengintegrasikan pembelajaran di dalam dan di luar kelas, sebagai bentuk nyata internalisasi nilai mental, moral, dan intelektual dalam kehidupan mahasiswa,” jelasnya.
Kepala Pusat MKWK LPMPP, Abdul Fatah, menyebut bahwa konsep PENDIKAR tahun ini lebih sederhana karena dilaksanakan sepenuhnya di area kampus, berbeda dari tahun sebelumnya yang sebagian berlangsung di luar daerah.
“Kami sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini, tapi tetap fokus pada esensi pembentukan karakter,” ujarnya.
Ia juga berharap mahasiswa mampu mengimplementasikan nilai-nilai seperti tanggung jawab, empati, dan disiplin dalam kehidupan kampus dan masyarakat luas.
Narasumber Dr. Reniati menyampaikan bahwa PENDIKAR berhasil memantik semangat belajar, memperluas cara pandang mahasiswa terhadap pembelajaran, serta meningkatkan kesadaran etika akademik dan komunikasi yang santun.
“Mereka lebih kritis, kolaboratif, dan semangat untuk menghasilkan karya yang bermanfaat,” ujarnya.
Rozani, fasilitator kegiatan, menyebut antusiasme peserta sangat tinggi. Banyak peserta aktif bertanya dan berdiskusi selama sesi berlangsung.
“Diskusinya hidup, pertanyaannya kritis. Ini bukti materi benar-benar diserap dengan baik,” ujarnya.
Kalsum Ghina, mahasiswa Sastra Inggris, menyebut PENDIKAR sangat asyik dan mendorong mahasiswa untuk lebih kritis.
“Narasumbernya seru, materinya mudah dicerna dan bikin kami lebih berpikir,” ungkapnya.
Sementara itu, Jonathan, peserta lain, mengaku senang bisa membaur dan berinteraksi dengan mahasiswa lintas jurusan.
Kegiatan ditutup dengan sesi refleksi bersama, di mana mahasiswa diajak mengevaluasi nilai-nilai yang telah mereka serap, disusul dengan foto bersama antara peserta, narasumber, fasilitator, dan panitia.
Dengan semangat kolektif dan komitmen dari seluruh sivitas akademika, PENDIKAR UBB 2025 bukan sekadar agenda tahunan, tetapi menjadi batu pijakan penting dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berintegritas, berdaya saing, dan berjiwa sosial.
Dari Kampus Kite, nilai-nilai karakter tumbuh—dan dari sinilah peradaban unggul mulai dibangun. (Humas)